Kabupaten Bima. Dipenghujung tahun 2024. Badan Koordinasi Majelistaklim Masjid Dewan Masjid Indonesia (BKMM DMI) Kabupaten Bima, menggelar Pelatihan Kader Muballighat. Temanya, Mencetak Kader Muballighat Majelis Taklim Masjid yang Menjadi Ujung Tombak Syiar Islam dalam Menjawab Tantangan Global.
Dihadapan 50 peserta pelatihan, Ketua BKMM DMI Kabupaten Bima, Dra. Hj. Aminah Iskandar, M.Ap, menyampaikan bahwa kegiatan pelatihan muballighat ini, merupakan program pusat yang harus diselenggarakan oleh seluruh pengurus BKMM DMI seluruh Indonesia.
“Alhamdulillah BKMM DMI Kabupaten Bima baru tahun ini mampu menyelenggarakan pelatihan seperti ini. Kl BKMM DMI Kota Bima sudah menyelenggarakannya beberapa tahun lalu”, terang Hj. Aminah.
Dra. Hj. Nurfarhati, M.Si yang mewakili Ketua GOW Kabupaten Bima dalam sambutannya menyampaikan, sebenarnya pelatihan muballigh ini sudah diusulkan sejak tiga tahun lalu, namun hingga akhir periode kepemgurusan belum sempat diwujudkan. “Tapi alhamdulillah BKMM DMI Kabupaten Bima sudah menginisiasinya tahun ini tanpa harus menunggu diprogramkan oleh GOW”, ujar Farhati.
Kegiatan yang diselenggarakan pada hari kamis (26/12/24), di ruangan MTs/MA Azzainuddin, Dusun Kalaki, Desa Panda, Kecamatan Palibelo, Kabupaten Bima tersebut, menghadirkan 5 narasumber sebagai pemateri.
Penyampaian Materi Beberapa Narasumber BKMM DMI
Ustadzah Syanti Komala Dewi, S.Tr.Kes, yang menyajikan materi Problematika Dakwah menyampaikan, minimnya kader muballighat yang siap meluangkan waktu dan tenaganya untuk berdakwah, menjadi salah satu problematika yang dihadapi di Kabupaten Bima. Problematika lain adalah, para pendakwah hanya fokus pada taklim-taklim masjid, musholla dan majelis-majelis terbatas lainnya, sementara belum ada yang coba berdakwah pada pasangan calon pengantin yang akan membina rumah tangga baru.
“Mereka ini (calon pemgantin-red) nantinya akan menjadi madrasatul uula bagi anak-anak mereka. Apa yang akan mereka ajarkan jika mereka saja tidak paham tentang ilmu agama” terang ustadzah Syanti.
Ketua BKMM DMI Kota Bima, Dra. Hj. Aninah Iskandar, M.Ap dengan materi Methode Dakwah, lebih menekankan pada cara dakwah. “Kita harus paham siapa audiens kita saat berdakwah. Dengan memahami audiens, maka kita akan tahu bagaimana cara kita berdakwah”, jelas Hj. Aminah.
Sementara itu Ihsan, Ketua Yayasan Az zainuddin yang menyajikan Pemanfaatan Tehnologi Digital untuk Dakwah, menekankan agar pendakwah harus lebih familiar dengan tehnologi digital sebagai media dakwah di era digital saat ini.
“Banyak platform media sosial yang bisa digunakan sebagai sarana dakwah. Dengan memanfaatkan media sosial, maka potensi jangkauan audiens akan menjadi lebih luas lagi”, papar Ihsan. (san)